Yesus tahu bahwa pada saat itu memang belum musim buah ara, seperti yang ditulis di injil Markus “Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.” (Markus 11:13). Kalau Yesus tahu bahwa Dia tidak dapat menemukan buah pohon ara, mengapa Yesus mengutuk pohon ara yang tidak bersalah?
a. Dalam kejadian ini, Kristus ingin
memberikan pelajaran kepada para murid. Dan pola pengajaran ini juga
digunakan di dalam Perjanjian Lama, seperti:Yes 20:1-6; Yer 13:1-11; Yer
27:1-11.
b. Kalau kita melihat secara literal,
maka kita tidak mendapatkan pengertiaan apapun, karena memang secara
alami pohon ara tersebut belum berbuah karena belum musimnya, dan oleh
karena itu tidak dapat dipersalahkan. Kalau kita mau meneliti lebih
lanjut, maka kita dapat mengatakan bahwa perbuatan Yesus yang
menunjukkan kuasa atas alam adalah untuk kepentingan para murid,
sehingga para murid mengerti akan identitas Kristus dengan lebih baik.
Dengan kuasa-Nya, Yesus dapat melakukan suatu tindakan untuk menjadi
raja, namun Dia memilih untuk disalibkan, sehingga Yesus dapat meraja di
dalam hati seluruh umat manusia.
c. Dalam kejadian pohon ara yang dikutuk
oleh Yesus, Dia ingin menegaskan kembali tentang orang-orang yang akan
mendapatkan hukuman karena tidak memberikan buah-buah yang baik. Hal ini
ditegaskan di dalam Lukas 13:6-9, yang mengatakan “6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun
aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini!
Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! 8 Jawab orang itu:
Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah
sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 9 mungkin tahun depan ia
berbuah; jika tidak, tebanglah dia!“
Sumber: http://katolisitas.org