Pertanyaan:
1 Raja Raja 22:19 "Kata Mikha: 'Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. AKU TELAH MELIHAT TUHAN sedang duduk di atas takhta-Nya dan segenap tentara sorga berdiri di dekat-Nya, di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-Nya. "
Yesaya 6:1 "Dalam tahun matinya raja Uzia aku MELIHAT TUHAN duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci."
Yesaya 6:5 "Lalu kataku: 'Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah MELIHAT Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.'"
Kisah Para Rasul 7:55 "Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah."
Jadi, ayat ini seharusnya DIHAPUS saja :
1 Timotius 6:16 "Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun TAK PERNAH MELIHAT Dia dan memang MANUSIA TIDAK DAPAT MELIHAT Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin."
Jawaban:
"Tidak ada seorangpun dapat melihat Allah dan terus hidup" (Keluaran 33:20). Karena Hakekat Allah adalah Roh dan kita manusia di bumi ini ada dalam tubuh fana, inilah yang membuat kita tidak bisa melihatNya.
Dalam kitab Perjanjian Lama, sering diungkapkan orang penah melihat Allah. Dengan pengertian Allah bisa menampakkan wujudnya dengan pelbagai cara dan kadar pengelihatan menurut keperluannya. Bisa ditampakkan lewat semak duri yang terbakar, atau seperti dalam awan, menampakkan bagian-bagian "tubuh"Nya, atau ujud diri yang dikenakanNya sementara waktu saja dalam penampakan itu, atau lewat mimpi, dan penglihatan. Namun tidak satupun yang betul-betul melihat sebagaimana hakekat/ Dzat diriNya yang sesungguhnya. Sebab tidak ada orang yang tahan memandang wajah Allah (dalam hakekatNya) dan tetap hidup, kecuali Yesus (Keluaran 33: 20, Yohanes 6:46).
Kini Yesus sendiri telah menyatakan "rupa" Allah kepada setiap manusia. Walau demikian, banyak orang tetap tidak mampu melihat "rupa" yang satu ini!.
(1) 1 Raja Raja 22:19 "Kata Mikha: 'Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. AKU TELAH MELIHAT TUHAN sedang duduk di atas takhta-Nya dan segenap tentara sorga berdiri di dekat-Nya, di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-Nya.'"
Yesaya 6:1 "Dalam tahun matinya raja Uzia aku MELIHAT TUHAN duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci."
Di sini Nabi Mikha dan Nabi Yesaya mendapat penglihatan, bukan berhadapan langsung. Bandingkan dengan penglihatan Yohanes di pulau Patmos yang ditulis di dalam kitab Wahyu.
(2) Yesaya 6:5 "Lalu kataku: 'Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah MELIHAT Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.'
Ayat ini menunjuk kepada saksi Allah yang tidak kelihatan yang terdapat di dalam hati manusia. Memang benar Allah itu tidak kelihatan, demikian juga kesaksian-Nya, karena kesaksian-Nya itu adalah jawaban yang keluar dari hati manusia ketika manusia itu berhadapan dengan Allah. Jika manusia diperhadapkan dengan Kristus, maka manusia melihat di dalam Dia semua yang indah dan bijaksana; keyakinan seperti itu adalah kesaksian Allah di dalam hati seseorang.
(3) Kisah Para Rasul 7:55 "Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah."
Apa yang dilihat oleh Stefanus adalah peristiwa adikodrati, yang tentu akan sulit dikatakan dengan 'bahasa manusia', maka dengan latar belakang ungkapan Yahudi, Stefanus menggambarkan peristiwa di alam roh yang dilihatnya itu dengan cara yang dipahami masyarakat Yahudi yang saat itu menyaksikan detik-detik kematiannya. Apa yang dilihat oleh Stefanus adalah "THEOFANI" (Allah menampakkan diri dengan tanda-tanda yang dapat dihayati oleh yang bersangkutan, sehingga ybs. sadar bahwa mereka berhadapan dengan Allah sendiri).
Dalam "THEOFANI" ini, Yesus dalam ke-AllahanNya menampakkan kehadiran kemuliaan Allah yang berkuasa, penyataan secara kelihatan dan secara supra alamiah keagungan Allah yang tertinggi.
Tetapi Stefanus 'belum bisa melihat Allah dalam Dzat/ Hakekat/ Substansi-Nya yang sejati' karena saat itu Stefanus belum mati.
Jadi, ayat-ayat di atas tidaklah bertentangan.
Sumber: http://www.sarapanpagi.org/apakah-tuhan-bisa-dilihat-manusia-vt16.html