Jawabannya bukan karena alasan Tuhannya yg maha kuasa, sehingga Dia tidak perlu repot menyatakan diri-Nya. Tetapi, ini karena alasan manusiawi, di mana manusia dapat langsung merasakan sentuhan Tuhan dalam wujud manusia, cinta kasihNya yg setara dengan wujud manusia. Bayangkan jika Tuhan datang dengan kebesaranNya, mis dalam bentuk api, maka yg ada semua akan takut, dan pesan tidak tersampaikan.
Hal ini bisa dianalogikan dengan bentuk solidaritas sosial saat ini. Bagaimana kita dapat masuk ke lingkungan para gelandangan dan bergaul dengan mereka? Dengan memakai pakaian bagus dan naik mobil mewah? Tidak bukan, melainkan penampilan kita dibuat serupa dengan mereka. Inilah analogi sederhananya.