Penting bagi Kekristenan

Jumat, 28 Desember 2012

Anak (Ahazia) Lebih Tua 2 Tahun dari Ayahnya (Yoram)

Pertanyaan:
Yoram adalah salah satu raja dari kerajaan yehuda.
(5) Yoram berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.(2 Tawarikh 21:5)
Perhatikan, usia Yoram saat meninggal, 32 tahun+8 tahun memerintah ialah=40 tahun.jadi yoram meninggal di usia 40 tahun.berikut ayat penguat nya:
Pengganti Yoram adalah anaknya, Ahazia
(1) Lalu penduduk Yerusalem mengangkat Ahazia, anaknya yang bungsu, menjadi raja menggantikan dia, karena semua anaknya yang lebih tua umurnya telah dibunuh oleh gerombolan yang datang ke tempat perkemahan bersama-sama orang-orang Arab. Dengan demikian Ahazia, anak Yoram raja Yehuda, menjadi raja.
(2) Ahazia berumur empat puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri.(2 Tawarikh 22:1-2)
Perhatikan usia wafat Yoram adalah 40 tahun, lalu naiklah anaknya yang bungsu, Ahazia menjadi raja di usia 42 tahun. Jadi, usia anak lebih tua 2 tahun dari ayahnya. Apakah ini masuk akal?

Jawaban:
Alkitab telah dicetak lebih dari 4.700.000.000 eksemplar dan merupakan "buku" yang paling banyak diterjemahkan di seluruh dunia sepanjang masa (wiki). Alkitab diterjemahkan ke berbagai bangsa supaya semua bangsa dapat mengerti isinya. Bayangkan bagaimana jika ditulis dalam bahasa aslinya (Ibrani), tentu hanya sedikit orang yang dapat memahaminya.
Hal ini sesuai dengan rencana kedatangan Yesus kedua kali, yang mensyaratkan Injil diberitakan di seluruh dunia, agar tidak ada dalih bagi manusia bahwa 'saya belum mendengar tentang Injil'.
Mat 24:14 "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia. menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya. "

Karena kedatanganNya yang sungguh mulia, bisa dimengerti mengapa banyak begitu penyesatan yang ada sebelum itu, yang berasal dari si jahat. Termasuk usaha untuk membuat ragu-ragu atas kebenaran Alkitab.
(1)    Ayat Alkitab yang dihapus atau ditambahkan, terlepas dari ada atau tidak, dilakukan dengan seijin Allah sendiri.
2 Timotius 3:16 "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."
Segala perubahan tersebut tidaklah bertentangan dengan makna asalnya, karena perubahan tersebut diilhami oleh Allah melalui para penulisnya (dan penerjemahnya), jadi bukan berdasarkan ide manusia.

(2)    Ada konsekuensi langsung bagi orang yang melakukan perubahan tanpa wahyu dari Allah, misalnya dalam peristiwa Ananias dan Safira, dan juga Herodes.

(3)    Kalaupun ada perubahan dalam terjemahan ke berbagai bahasa, maka itu cukup manusiawi apabila ada perbedaan dalam penyusunan kata-kata dan cara menjelaskan suatu tema dari suatu bahasa ke bahasa yang lainnya, mengingat perbedaan linguistik bahasa-bahasa di dunia, selama tidak lari dari pengertian dan tema asalnya.

Dengan uraian di atas, tidaklah mungkin Allah membiarkan tulisan kebenaran dalam Alkitab itu diubah oleh orang yang bertujuan jahat untuk menyesatkan banyak orang. Allah akan membela firmanNya itu menjelang hari kedatanganNya yang sudah sangat dekat ini.

Dalam kitab 2 Tawarikh 22:2 "Ahazia berumur empat puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri."
Pada terjemahan KJV 2Chronicles 22:2 "Ahaziah's dynasty was forty-two years old when he began to reign, and he reigned one year in Jerusalem. His mother's name was Athaliah the daughter of Omri."

Jadi jelas yg dimaksud bukanlah umur dari Ahaziah, melainkan umur dari Dinasti Ahaziah, yaitu jumlah tahun yg sudah lewat sejak didirikannya dinasti dari Omri, kakek Ahaziah. Dari zaman Omri, sampai Ahaziah adalah 42 tahun.

Jadi, tidaklah terdapat kesalahan pada Alkitab dalam kasus ini.